BIOGRAFI

BIOGRAFI
Sejarah dan Profil Keseharian

KOLEKSI BUKU

KOLEKSI BUKU
Buku-buku yang pernah dirilis

TIPS BERMANFAAT

TIPS BERMANFAAT
Kumpulan Tips-tips Bermanfaat

TANYA JAWAB

TANYA JAWAB
Konsultasi bersama dokter Hanny

Animasi Slider

Melacak Ovulasi Dengan Suhu Dasar Tubuh (BBT)

15 February 2011


Suhu Dasar Tubuh atau Basal Body Temperature (BBT) adalah suhu terendah pada tubuh yang biasanya terjadi saat tubuh beristirahat atau tidur.

Beberapa hari sebelum ovulasi, suhu BBT berada pada suhu terendah dalam siklus menstruasi. Pada hari terjadinya ovulasi, suhu BBT mulai melonjak naik. Fluktuasi perbedaan suhu ini disebut dengan Biphasic Patterns.


Oleh karena terjadinya perbedaan suhu BBT sebelum dan sesudah ovulasi, maka suhu BBT dapat dijadikan sebagai instrumen pelacakan ovulasi. Misalkan hari ovulasi terjadi di hari ke-14 dalam siklus menstruasi 28 hari, maka pada rentang hari ke 1-13 (sebelum ovulasi) suhu BBT rata-rata berada di bawah, sedangkan pada saat ovulasi hingga beberapa setelahnya, suhu BBT cenderung melonjak naik dari biasanya.

Bila anda mendeteksi suhu BBT berada di suhu paling rendah dari biasanya, kemudian ia melonjak naik, maka di saat itulah kemungkinan anda telah memasuki masa-masa ovulasi, yaitu masa-masa tersubur untuk mendapat kehamilan.


Rentang kenaikan suhu BBT saat ovulasi berkisar antara 0,3-0,6 derajat Celcius. Rata-rata suhu terendah BBT pada wanita (sebelum ovulasi) adalah 36,4 derajat Celcius, sedangkan suhu tertinggi BBT (saat ovulasi dan sesudahnya) rata-rata 36,6-36,7 derajat Celcius.

Besarnya suhu BBT bisa jadi berbeda pada wanita, oleh karena itu dalam pengukuran BBT harus dimulai setelah menstruasi berakhir dan rajin melakukan pengamatan terus-menerus selama siklus menstruasi agar bisa terlihat pola suhu BBT terendah dan tertinggi yang terjadi pada tubuh anda.

Untuk melakukan pengukuran suhu BBT diperlukan semacam termometer khusus BBT yang lebih sensitif dibandingkan termometer biasa. Pada umumnya akurasi termometer biasa baru dapat mendeteksi perubahan suhu setiap 0,2 derajat, sedangkan akurasi termometer BBT mampu mendeteksi lebih sensitif lagi hingga setiap perubahan 0,1 derajat. Selain itu, termometer BBT lebih cepat menampilkan hasil sekitar 30-60 detik dibandingkan termometer biasa.

Selain untuk melacak ovulasi, pengukuran suhu BBT dapat dimanfaatkan pula untuk memberitahu apakah terjadi kehamilan atau tidak. Hal ini bisa diketahui bila selama 18 hari atau lebih setelah hari ovulasi suhu BBT masih berpola tetap tidak menurun, maka kondisi ini bisa dikatakan sudah terjadi kehamilan.

Setiap produk termometer BBT biasanya dilengkapi dengan lembar observasi dan buku petunjuk teknik mengukur suhu BBT, bahkan di antaranya disertakan pula software aplikasi untuk membantu mencatat dan mengevaluasi pola ovulasi. Cara pengukuran suhu BBT dapat dilakukan melalui mulut, vagina, atau anus. Oleh karena itu direkomendasikan berkonsultasi dengan dokter konsulen anda untuk informasi yang lebih lengkap.



ARTIKEL TERKAIT:



KLINIK PRAKTIK YANG BARU (PINDAH TEMPAT)
Mulai 24 Oktober 2010

MELINDA HOSPITAL BANDUNG [ peta lokasi ]
Jl. Pajajaran No.46 Bandung Telp. (022) 4222 788 - 4222 388
SENIN, RABU, JUMAT jam: 18.00-selesai

SANTOSA HOSPITAL BANDUNG [ peta lokasi ]
Jl. Kebonjati no.38 Bandung Telp. (022) 4248 333
SELASA dan KAMIS jam: 18.00-selesai, SABTU jam 14.00-selesai

ACARA DIALOG SEKS "BUKA PINTU"
Simak dialog seks dr. Hanny dalam program "BUKA PINTU" [Streaming Online di sini]
di Radio Mara FM 106.7 Mhz Bandung, setiap hari Selasa, jam 22.00-24.00
Telp interaktif: 022 - 7305244 atau SMS ke 0855 212 1067

KONSULTASI ONLINE
Untuk berkonsultasi silahkan kirimkan via email ke:
dokter.hanny@gmail.com atau klik [ di sini ]
Jawaban akan di-email balik dan identitas terjamin kerahasiaannya.

Berlangganan Artikel Dokter Hanny


Related Posts with Thumbnails